SELAMAT DATANG DI PUSAT PERGURUAN TENAGA DALAM RASA JATI BANJAR NEGARA JAWA TENGAH

RASA JATI BANJAR NEGARA

RASA JATI PUSAT BANJARNEGARA JL.PEMUDA NO 96 BANJAR NEGARA

RASA JATI WONOSOBO

CABANG WONOSOBO JAMBUSARI KERTEK , RANTING 1 PAGEREJO ,GEMAWANG, KALIURIP

PUSAT LATIHAN DI WONOSOBO

LATIHAN KHUSUS DI PUSATKAN DI PAGEREJO DAN KALIURIP , DAN LATIHAN LAPANAN DI ADAKAN DI SELURUH RANTING SECARA BERGANTIAN

RANTING KECAMATAN MOJOTENGAH WONOSOBO

PELATIHAN KHUSUS DI SOJOPURO MOJOTENGAH RANTING CABANG DONOMERTO, LENKONG KECAMATAN GARUNG, ENDONGSILI, MADUKORO KECAMATAN WONOSOBO.

PIMPINAN RANTING

PIMPINAN RANTING DI KETUAI SENIOR YANG MENDAPATKAN MANDAT PELATIH DASAR YANG DAPAT PELATIHAN KHUSUS DAN MEMAKAI BAN KUNING YANG SUDAH MELAKUKAN UJI COBA DAN SUMPAH PADEPOKAN

Kamis, 26 Juni 2014

ALBUM




Rabu, 25 Juni 2014

KEBATINAN MENURUT MBAH BROTO



Penghayatan KebatinanKebatinan adalah mengenai segala sesuatu yang dirasakan manusia pada batin yang paling dalam, dan terjadi pada siapa saja dalam kehidupan sehari-hari.Kebatinan tidak hanya terkait dengan keilmuan kebatinan, atau keyakinan keagamaan dan kepercayaan, tetapi bersifat universal, berkaitan dengan segala sesuatu yang dirasakan manusia pada batin yang paling dalam. Di dalam kebatinan masing-masing orang terkandung keyakinan dan kepercayaan pribadi, pandangan dan pendapat pribadi, prinsip dan sikap hidup pribadi, yang semuanya itu menjadi bagian dari sikap kepribadian seseorang, yang tercermin dan melandasi perbuatan dan perilakunya sehari-hari. Kebatinan melandasi kehidupan manusia sehari-hari.Setiap manusia di dalam peradabannya masing-masing memiliki sikap kebatinan dan spiritualsendiri-sendiri, bukan hanya yang bersifat pribadi, tetapi juga segala sesuatu yang dipercaya oleh sekelompok masyarakat setempat. Kebatinan dan spiritual tidak hanya terkait dengan keilmuan kebatinan, kepercayaan tentang hal-hal gaib, mitos dan legenda, atau kepercayaan keagamaan atau kerohanian, tetapi lebih dari itu. Kebatinan dan spiritual tidak boleh dipandang secara sempit dan dangkal yang hanya dianggap sama dengan keilmuan kebatinan, atau aliran-aliran kepercayaan, dsb.Kebatinan dan spiritual termasuk jugamengenai apa yang dirasakan oleh orang-orang yang sangat tekun dalam beribadah dan murni dalam agamanya, karena setiap agama pun mengajarkan juga tentang apa yang dirasakan hati dan batin, mengajarkanuntuk selalu membersihkan hati, bagaimana harus berpikir dan bersikap, dsb, dan di dalam setiap firman dan sabda terkandung makna kebatinan yang harus dihayati dan diamalkan oleh para penganutnya. Bahkan panggilan yang dirasakan seseorang untuk beribadah, itu juga batin. Dan dalam batin itu sendiri tersimpan sebuah kekuatan yang besar jika dilatih dan diolah. Kekuatanbatin menjadi kekuatan hati dalam menjalani hidup dan memperkuat keimanan seseorang.Sebagian besar pemahaman kebatinan dan aliran kebatinan yang ada (di seluruh dunia)adalah bersifat kerohanian dan keagamaan, berisi upaya penghayatan manusia terhadap Tuhan (Roh Agung Alam Semesta) dengan cara pemahaman mereka masing-masing. Tujuan tertinggi penghayatan kebatinan mereka adalah untuk mencapai kesatuan dan keselarasan dengan Sang Pribadi Tertinggi (Tuhan). Oleh sebab itu parapenganut kebatinan berusaha mencapai tujuan utamanya, menyatu dengan Tuhan, menyelaraskan jiwa manusia dengan Tuhan, melalui olah batin, laku rohani dan keprihatinan, menjauhi kenikmatan hidup keduniawian, dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang dan menyelaraskan hidup mereka dengan kehendak Tuhan.Dan di dalam hidup berkebatinan itu ada laku-laku dan ritual yang dilakukan manusia, seperti laku-laku yang dilakukan dalam kepercayaan dan tradisi, seperti laku-laku dalam budaya dan kepercayaan kejawen, atau laku dan ritual dalam ibadah agama, atau laku-laku pribadi sesuai kepercayaan kebatinan masing-masing orang. Tetapi kebatinan tidak selalu harus ditunjukkan dengan laku-laku tertentu yang kelihatan mata, karena kebatinan terutama berisi sikap hati dan pandangan-pandangan pribadi yang semuanya tidak selalu diwujudkan dengan laku dan ritual yang kelihatan mata. Termasuk sikap hidup rasional manusia yang hidup di negara-negaramaju dan modern, itu adalah sikap kebatinan mereka dalam hidup mereka sehari-hari.Seringkali orang memandang istilah kebatinan secara dangkal dan mempertentangkannya dengan agama, padahal pengertian kebatinan ini bersifat luas. Kebatinan terutama berisi pengimanan / penghayatan seseorang terhadap apa yang dirasakannya di dalam batinnya, apapun agama atau kepercayaannya, dan di dalam masing-masing agama dan kepercayaan juga terkandung suatu kebatinan yang harus dihayati dan diamalkan oleh para penganutnya. Di dalam setiap firman dan sabda terkandung makna kebatinan yang harus dihayati dan diamalkan oleh para penganutnya. Tetapi sikap kebatinan keagamaan inisudah banyak yang meninggalkannya, digantikan dengan ajaran tata ibadah saja dan dogma / doktrin ke-Aku-an agama. Orang lebihmemilih menjalani kehidupan formal agamis dan hanya menjalankan sisi peribadatan yang bersifat formal dan wajib saja. Sisi kebatinan dari agamanya seringkali tidak ditekuni.Walaupun pengertian kebatinan bersifat luas, tetapi dunia kebatinan pada masa sekarang memang sudah termasuk "haram" untuk diperbincangkan, karena orang berpandangan sempit dan dangkal tentang kebatinan. Kebatinan dalam berkeagamaan saja jarang yang menekuni, karena orang lebih suka menjalani yang bersifat formal saja dan mengikuti dogma dan doktrin dalam agama. Sekalipun banyak orang hafal dan fasih ayat-ayat suci, tetapi tidak banyak yang mengerti sisikebatinan dan spiritualnya, sehingga pengkultusan dan dogma dalam kehidupan beragama sangat mendominasi kehidupan beragama, akibatnya banyak sekali terjadi perbedaan pandang dan pertentangan di kalangan mereka sendiri. Banyaknya aliran dalam suatuagama adalah bentuk dari ketidak-seragaman kebatinan dan spiritual dari para penganut agama itu sendiri.Perilaku kebatinan (misalnya kejawen) yang dilakukan oleh seseorang yang beragama, seringkali memang dipertentangkan orang, dianggap bertentangan dengan agama, atau bahkan dianggap sebagai aliran / ajaran yang bisa merusak keimanan seseorang. Padahal, penghayatan kebatinan pada dasarnya adalah pemahaman dan penghayatan kepercayaan manusia terhadap Tuhan.Penghayatan ketuhanan itu bukanlah agama, tetapi seseorang beragama yang menjalaninya, justru bisa mendapatkan pemahaman yang dalam tentang agamanya dan Tuhan setelah mempelajari kebatinan tersebut, dan seseorang bisa mendapatkan pencerahan tentang agamanya, walaupun pencerahan itu didapatkannya dari luar agamanya.Perilaku berkebatinan, termasuk kebatinan agama, apapun agama dan kepercayaannya, baik sekali dilakukan, supaya seseorang mengerti betul ajaran yang dianutnya,supaya tidak dangkal pemahamannyaatau hanya ikut-ikutan saja, tetapi materi kebatinannya harus diperhatikan dan di-"filter", dan memiliki kebijaksanaan untuk memilihyang baik dan membuang yang tidak baik, sehingga kemudian dapat menjadi pribadi yang mengerti agamadan kepercayaannya dengan benar dan mendalam, tidak mudah dibodohiatau dihasut, apalagi hanya ikut-ikutan.Memang perlu bahwa manusia memiliki suatu keyakinan atau prinsiphidup yang kuat sebagai bagian dari kepribadian yang kuat. Dan para penganut agama / kepercayaan yang tekun mendalami kebatinan agama dan kepercayaannya akan memiliki keyakinan dan kekuatan batin yang lebih, dibandingkan yang hanya menjalani kepercayaannya secara formalitas saja, apalagi dibandingkan yang mengabaikannya.Sebenarnya sisi kebatinan ada dalam semua aspek kehidupan, bukan hanya ada dalam keilmuan kebatinan atau kepercayaan / keagamaan, dan menjadi bagian dari kepribadian seseorang. Tetapi yang menambah nilai pada kekuatan kebatinan adalah suatu keyakinan terhadap sesuatu haldan keyakinan itu konsisten dijalaninya sepenuh hati dalam hidupnya. Dan bila keyakinan itu konsisten dijalaninya, semakin banyak godaan/gangguan, akan semakin bertambah kekuatan batinnya.Sisi kebatinan itu akan menambah kekuatan batin seseorang bila dilandasi sikap keyakinan di dalamnya dan dilaksanakan sepenuh hati dalam kehidupannya sehari-hari. Kalau tidak begitu, itu hanya akan menjadi sebuah konsep atau prinsip hidup, tetapi tidak menambah nilai kebatinannya. Dan yang jelas berpengaruh sekali pada kekuatan batin adalah keyakinan yang dominandalam kehidupan seseorang, seperti ketekunan dan keyakinan pada agama, atau keyakinan kepercayaan kerohanian, atau keyakinan pada suatu keilmuan.Kekuatan batin dan kegaiban kebatinan tidak perlu dicari kemana-mana. Kekuatan batin dan kegaiban kebatinan sebenarnya berasal dari dirisendiri, dari sesuatu yang kita yakini, dan sugesti keyakinan itu akan menciptakan suatu kegaiban tersendiri. Kita sendiri bisa mengalaminya. Misalnya dalam kehidupan kita beragama, cukup satu saja firman atau sabda dalam ajaran agama kita hayati maknanya, kita imani dan kita perdalam dengan dibaca berulang-ulang (atau diwirid) dengan penghayatan. Penghayatan kita itu kita pegang teguh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menyatu dan mengisi hati dan batin kita. Setelah itu kita akan dapat merasakan adanya rasa kegaiban tersendiri, kekuatan batin tersendiri, dan itu hanya kita sendiri yang menjalaninya saja yang tahu dan merasakannya. Seberapa kuat penghayatan kita itu dan seberapa dalam keyakinan keimanan kita itu akan menciptakan suatu kekuatan batin dan kegaiban tersendiri.Manusia yang menekuni dan memperdalam kebatinan tertentu, termasuk kebatinan agama, akan memiliki lebih banyak penghayatan dan pemahaman tentang kegaiban hidup dan kegaiban alam, akan memiliki kepekaan dan kekuatan batintertentu, atau kegaiban-kegaiban tertentu. Dalam laku manusia menekuni dan memperdalam kebatinan itu, secara pribadi maupun melalui suatu perkumpulan atau kelompok keagamaan, manusia menemukan suatu kekuatan yang bersifat batin, kekuatan kebatinan, suatu kekuatan sugesti yang berasal dari ketekunan dan kekuatan kepercayaan, yang setelah ditekuni, diolah secara khusus dan diamalkan, akan dapat menjadi suatu kegaiban atau mukjizat tersendiri, atau dapat disugestikanmenjadi ilmu-ilmu kebatinan.Jadi, di dalamolah kebatinan ada 2 hal pokok di dalamnya, yaitu pengolahan keyakinan kebatinan (pemahaman / penghayatan) dan pengolahan kekuatan kebatinan. Tetapi dalam kehidupan jaman sekarang perilaku kehidupan berkebatinan sudah digantikan dengan kehidupan agamis formal, dan olah batin sudah digantikan dengan hanya membaca (dan menghafal) ayat-ayat suci dan firman-firman saja. Orang lebih suka mempelajari ilmu-ilmu kebatinan secara tersendiri, yang kemudian mewujud menjadi ilmu gaib dan ilmu khodam, yang seringkali tidak dilandasi dengan kekuatan kebatinan,karena tidak didasari dengan olah batin, hanya mengolah ilmu gaib dan ilmu khodam saja.Olah Kebatinan berkaitan dengan ketekunan penghayatan kerohanian, kekuatan keyakinan dan kekuatan batin, kegaiban kebatinan, dan disertai dengan landasan filosofi kebatinan spiritual, misalnya dalam kebatinan kejawen ada cerita saudarakembarsedulur papat kalima pancer, filosofi dalam cerita pewayangan, ilmukasampurnan(kesempurnaan), konsepManunggaling Kawula Lan Gusti,Sukma Sejati, Guru Sejati, Sangkan Paraning Dumadi(hakekat / kesejatian manusia), dsb. Dalam menekuni kebatinan, berbagai cerita dalam filosofi kebatinan spiritual tersebut di atas adalah dasartuntunan untuk berperilaku (budi pekerti), tuntunan pemahaman kerohanian, sasaran / tujuan pencapaian ilmu dan bumbu cerita spiritual kebatinan.Orang-orang yang menekuni kebatinan biasanya juga mengerti tentang kegaiban, memiliki kepekaan tertentu mengenai kegaiban, kegaiban hidup dan kegaiban alam, dapat membedakan suatu rasa yang merupakan pertanda dari akan terjadinya suatu kejadian, atau tentang kejadian-kejadian yang akan datang, dsb, yang selain berasal dari pengetahuannya sendiri, biasanya juga didapatkan dari ilham atau bisikan gaib (wangsit).Olah batin, yang bersifat keilmuan, adalah tingkatan selanjutnya dari olahrasa. Kekuatan yang dihasilkan juga bukan lagi tenaga fisik atau tenaga dalam, tetapi tenaga batin. Dalam olah batin ini, orang hanya sedikit melakukan olah gerak atau olah nafas. Yang banyak dilakukan adalah mempertajam kepekaan dan kekuatanbatin dengan perenungan-perenungan,berpuasa,menyepi,tirakat dan laku prihatin, amalan-amalan dan doa-doa kebatinan, semadi dan tapa brata, dsb. Cakra tubuh yang berperan adalah cakra yang berada di bawah pusar sampai ke dahi.Mereka yang mendalami suatu olah kebatinan, biasanya juga memahami aspek spiritual dari olah kebatinan yang ditekuninya. Tetapi aspek spiritual yang lebih tinggi biasanya tidak ditekuni, karena biasanya hanya berkonsentrasi pada aspek spiritual yang terkait dengan apa yang sedang dijalaninya saja sesuai yang diajarkankepadanya.Tetapi para tokoh kebatinan, yang menemukan konsep-konsep kebatinan, yang kemudian mengajarkannya kepada murid-murid atau para pengikutnya, biasanya telahmenguasai aspek spiritual dari kebatinannya secara mendalam dan memiliki kekuatan sukma yang tinggi.Dalamolah batinkita mengolahkekuatan kebatinan, yaitukekuatanroh kita, sukma kita, kesatuan kesadaran (pancer) dan roh sedulur papat yang menyatu di dalam tubuh kita, yang menjadi bagian dari kebatinan kita. Di dalamnya terdapat olah rasa dan olah sugesti, firasat, olahkekuatan,kepekaandan ketajaman kebatinan, penghayatan keyakinan kebatinan dan pengolahan ilmu-ilmu kebatinan.Seperti yang sudah kita ketahui, ada roh gaibdi dalam diri kita sendiri, yaitu sukma kita atau kesatuan roh sedulur papat dan pancer kita (baca:Sedulur Papat Kalima Pancer)

Rabu, 28 Mei 2014

MATERI LATIHAN TINKAT DASAR

PUSAT PERGURUAN TENAGA DALAM
RASA JATI
JL, PEMUDA NO 96 BANJARNEGARA  É(0286) 591226, 329116
MATERI LATIHAN TINKAT DASAR
NO
MINGGU KE
MATERI LATIHAN SISWA
KETERANGAN







        I.            PERTAMA

A, TINKAT 1 ( SISWABARU)
Pengertian tentang perguruan TENAGA DALAM RASA JATI dan manfaatnya
Penjelasan tentang sikap-sikap dalam awal latihan jurus antara lain:
Sikap sempurna
Sikap kuda kuda
Sikap penghormatan Sikap istirahat dll
Praktek pelaksanaanya...
1 minggu 2 x latihan
1x pertemuan /latihan
120 menit jam pelajaran




      II.            KEDUA
Pengertian tentang sumpah dan panca setya perguruan tenaga dalam RASA JATI dll,
Penjelasan jurus siji ( satu )
Praktek pelaksanaan jurus siji
Jurus 1 smp 5 tidak menggunakan kunci atau nafas biasa

    III.            TIGA



Pengertian tentang ilmu tenaga dalam dan sejarah perguruan RASA JATI
Penjelasan tentang jurus TENDHET (dua)
Praktek melaksankan jurus TENDHET
Segala kegiatan harus di berikan dengan contoh yang betul oleh pelatih dan pembantu pelatiH

    IV.            EMPAT
Pengertian tentang makna LOGO perguruan RASA JATI
Penjelasan tentang jurus JEBLAK (tiga )
Praktek melaksankan jurus JEBALAK


      V.            LIMA
Pengertian cakra dangen dan cakra dawa
Penjelasan tentang jurus TARIK ( empat)
Praktek melaksanakan jurus TARIK

    VI.            ENAM
Pengertian tentang pernafasan RASA JATI
Penjelasan tentang jurus GILES ( lima )
Praktek melaksanakan jurus GILES

  VII.            TUJUH
Pengertian tentang larangan penggunaan jurus untuk berguraudengan kawan sendiri
Praktek tentang pelaksaan jurus giles
Jurus 1smp5 dengan kunci “C”
Pelatih harus waspada ikuti perkembanganya

VIII.            DELAPAN
Pengertian tentang Kunci “C”
Penjelasan jurus LEWAT (enam) Kunci “C”
Praktek melaksanakan Jurus LEWAT
Jurus 6 smp 10 kunci “C”

    IX.            SEMBILAN
Pengertian tentang nama nama jurus
Mengulangi jurus 1 smp 5 kunci “C”
Penjelasan jurus POTONG (tujuh)
Praktek melaksanakan jurus POTONG kunci “C”
Diadakan latihan serangan / anfalan
Menyerang dengan jurus siji

      X.            SEPULUH
Mengulang jurus 1 smp 7 kunci “C”
Penjelaasan juru TOMPLOK (delapan)
Praktek jurus TOMPLOK kunci “C”
pelatih dan pengurus memberikan laporan kepada guru besar di sertai daftar nama yang akan di harkat

    XI.            SEBELAS
Penjelassan jurus COLOK (sembilan) dan jurus  ANKAT (sepuluh)
Praktek melaksanakan jurus COLOK (sembilan) dan ANKAT (sepuluh)
Setelah sempurna di lakukan pengijazahan do’a / Harkat (wisuda sabuk hitam)


POGRAM LATIHAN

PUSAT PERGURUAN TENAGA DALAM
"RASA JATI"
JL, PEMUDA NO 96 BANJARNEGARA  É(0286) 591226, 329116
PROGRAM KEGIATAN LATIHAN PERGURUAN TENAGA DALAM RASA JATI
TINKATAN
WAKTU
BAN / SABUK
KETERANGAN

TINKAT  l SISWA BARU
·         13 minggu
·         26 kali pertemuan
·         52 jam pelajaran

TINGKAT  II
·         13 minggu
·         26 kali pertemuan
·         52 jam pelajaran

TINKAT  III
·         13 minggu
·         26 kali pertemuan
·         52 jam pelajaran

TINKAT IV
·         16 minggu
·         32 kali pertemuan
·         64 jam pelajaran



3 BULAN



3 BULAN




3 BULAN




4 BULAN
BAN HITAM I
Harkatan tetes mata


BAN HITAM II
Pengenalan diri

BAN MERAH I
Pukulan tangan kosong


BAN MERAH II
Harkatan benda denda keras
Masing masing tinkat sesuai dengan jadwal dan petunjuk pelaksanaan
TINGKAT V
·         48 minggu
·         98 kali pertemuan
·         192 jam pelajaran

TINGKAT VI
·         48 minggu
·         98 kali pertemuan
·         192 jam pelajaran
1 TAHUN




1 TAHUN
BAN KUNING I
Harkatan klepon dan inkung

BAN KUNING II
Harkatan pukulan jarak jauh
MENINGKATKAN MEDITASI DAN KONSENTRASI
TINGKAT VII
·         360 hari

1 TAHUN
BAN PUTIH
MEDITASI DAN KONSENTRASI TINKAT TINGGI