SELAMAT DATANG DI PUSAT PERGURUAN TENAGA DALAM RASA JATI BANJAR NEGARA JAWA TENGAH

RASA JATI BANJAR NEGARA

RASA JATI PUSAT BANJARNEGARA JL.PEMUDA NO 96 BANJAR NEGARA

RASA JATI WONOSOBO

CABANG WONOSOBO JAMBUSARI KERTEK , RANTING 1 PAGEREJO ,GEMAWANG, KALIURIP

PUSAT LATIHAN DI WONOSOBO

LATIHAN KHUSUS DI PUSATKAN DI PAGEREJO DAN KALIURIP , DAN LATIHAN LAPANAN DI ADAKAN DI SELURUH RANTING SECARA BERGANTIAN

RANTING KECAMATAN MOJOTENGAH WONOSOBO

PELATIHAN KHUSUS DI SOJOPURO MOJOTENGAH RANTING CABANG DONOMERTO, LENKONG KECAMATAN GARUNG, ENDONGSILI, MADUKORO KECAMATAN WONOSOBO.

PIMPINAN RANTING

PIMPINAN RANTING DI KETUAI SENIOR YANG MENDAPATKAN MANDAT PELATIH DASAR YANG DAPAT PELATIHAN KHUSUS DAN MEMAKAI BAN KUNING YANG SUDAH MELAKUKAN UJI COBA DAN SUMPAH PADEPOKAN

Sabtu, 21 Januari 2012

ALBUM KALIURIP























WINARAH MBAH BROTO TENTANG AKU , SAYA , ENYONG , DIRI PRIBADI

SALAM PANJI RASA JATI




Aku adalah satu dari manusia. Semua kodrat dan hakekat manusia ada pada Aku, dan semua perbuatan yang Aku lakukan dan yang tidak Aku lakukan (atas kemauanku sendiri ataupun kulakukan karena terpaksa), dan peranku di dalam kehidupan, itulah Aku.


Penekanan pada  Aku,  ke-Aku-an,  menyebabkan manusia hidup dalam kehidupan duniawi yang oportunis, cinta diri dan congkak. Segala yang dilakukan berorentasi pada hasil yang ingin dicapai. Inilah Aku. Seorang kaya, penguasa, berilmu tinggi tak ada yang menandingi, lebih mengerti, beribadah dan lebih beriman daripada ....., inilah prestasiku, ini hasil usahaku.

Penekanan pada  Aku,  menjadikan manusia mengejar kehormatan diri, kehormatan di mata orang lain. 

Kehormatan Aku, adalah kehormatan yang berasal dari status dan kepemilikan, bukan berasal dari tingginya kualitas diri. Menurut dirinya sendiri, dia adalah suatu figur yang terhormat, tetapi orang lain belum tentu menghormatinya, mungkin malahan memandangnya rendah, apalagi bila ada perbuatannya atau kepemilikannya yang mempunyai reputasi tidak baik di mata orang lain.

Penekanan pada  Aku,  menjadikan hidup manusia penuh dengan harapan, semangat dan kegairahan untuk mengejar prestasi dan gengsi, dan kepuasan diri (dan kesombongan) atas pencapaian yang dihasilkannya. 

Tetapi penekanan pada  Aku,  juga menyebabkan manusia jatuh ke dalam kesengsaraan, rasa penasaran, ketidakpuasan dan rasa terhina, iri dan dengki, yang berasal dari ketidakmampuan dirinya mengejar harapan dan prestasi, kualitas diri, status dan kehormatan di mata manusia lain. 

Penekanan pada  Aku,  mendorong manusia mengabaikan aturan-aturan dalam peradaban, melanggar hukum untuk kepentingannya sendiri, apalagi tidak adanya kehadiran penegak hukum, yang dapat menyebabkan orang melakukan perbuatan-perbuatan tercela dan menghalalkan cara demi tercapainya hasrat dan tujuan. Perilaku yang menyebabkan manusia jauh dari peradaban maju, jauh dari perilaku mulia.


  Sejatinya Aku

Semua kodrat dan hakekat manusia yang ada pada Aku, dan semua perbuatan yang Aku lakukan dan yang tidak Aku lakukan sesuai kemauanku,  dan semua keinginan-keinginan, semua pemikiran-pemikiran dan semua kepercayaan dan keyakinan yang Aku miliki, itulah Sejatinya Aku.


Penekanan pada  Sejatinya Aku,  menyebabkan manusia hidup dalam kehidupan duniawi yang lebih idealis, realistis dan lebih mengutamakan kualitas diri, yang merupakan dorongan dan tuntutan dari Sukma Sejati - nya. Semua yang dilakukan  bukan hanya berorentasi pada hasil yang ingin dicapai, tetapi juga pada prosesnya.Penekanan pada  Sejatinya Aku,  menjadikan manusia lebih otonom, memiliki kesadaran untuk memilih perbuatan yang baik daripada yang tidak baik, perbuatan yang berguna daripada yang sia-sia. Lebih mampu untuk menahan diri dan membatasi diri. 

Penekanan pada  Sejatinya Aku,  menjadikan manusia hidup saling menghormati, suatu budaya yang mengakar di dalam masyarakat yang berperadaban maju. 

Kehormatan Sejatinya Aku, adalah kehormatan yang berasal dari tingginya kualitas diri,  bukan semata-mata karena status dan kepemilikan. Di mata orang lain, dia akan menjadi figur yang terhormat, karena memiliki kualitas diri, bukan hanya karena status dan kepemilikannya.

Seseorang yang dalam hidupnya mengedepankan  Sejatinya Aku,  menjadikan manusia mampu menyangkal dirinya, menyangkal ke-Aku-annya, memiliki kesadaran untuk lebih mampu menahan diri dan membatasi diri, lebih mampu untuk hidup prihatin dan lebih mampu menekan hasrat duniawinya. 

Seseorang yang dalam hidupnya mengedepankan  Sejatinya Aku,  menjadikan manusia kurang bergairah mengejar keduniawiannya, menjadikan taraf hidupnya lebih rendah daripada mereka yang mengedepankanAku. 

Tetapi bagi mereka yang mengenal dirinya, mengenal potensi-potensi dan kesempatan-kesempatan yang dimilikinya, mengenal tujuan hidupnya, dapat juga memaksimalkan apa yang ingin diraihnya tanpa harus kehilangan kesejatiannya. Mereka yang berpegang pada kesejatian diri, Sukma Sejati-nya akan memberinya 'kekuatan', semangat, ide-ide, ilham dan jawaban-jawaban, tentang segala sesuatu yang harus dilakukannya.

Penyatuan seseorang dengan sang Sukma Sejati, akan menuntunnya melakukan perbuatan-perbuatan yang lebih besar, hasil yang lebih baik dan berkualitas, daripada perbuatan yang hanya menekankan pada ke-Aku-an semata.


Sungguh ironis sekali bangsa ini. Bangsa yang memiliki konsep Sukma Sejati, kesejatian diri, tetapi dalam kesehariannya lebih mengedepankan  Aku,  bukan  Sejatinya Aku. 

Penekanan pada  Aku,  menjadikan bangsa ini mengejar kehormatan diri, kehormatan bangsa di mata bangsa lain, kehormatan yang berasal dari status dan kepemilikan negeri dan kesombongan, bukan kehormatan dari baiknya kesejatian diri bangsa.

Penekanan pada  Aku,  mendorong anggota-anggota masyarakat bangsa ini mengabaikan aturan-aturan dalam peradaban, melanggar hukum untuk kepentingannya sendiri  (rambu-rambu lalu-lintas saja tidak dipatuhi).  Perilaku yang menyebabkan bangsa ini jauh dari peradaban maju, jauh dari perilaku mulia.


Penekanan pada  Sejatinya Aku,  menjadikan manusia hidup saling menghormati, suatu budaya yang mengakar di dalam masyarakat yang berperadaban maju. 

Kehormatan Sejatinya Aku, adalah kehormatan yang berasal dari tingginya kualitas diri, bukan hanya kehormatan karena status dan kepemilikan. Di mata orang lain, dia akan menjadi figur yang terhormat, karena memiliki kualitas diri, bukan hanya karena status dan kepemilikannya.

Sukma Sejati akan menjadi Guru Sejati-nya, memberinya pencerahan setiap saat dan menuntunnya pada segala sesuatu perbuatan benar  yang harus dilakukannya.Sukma Sejati akan menjadikannya Aku yang baru, sebuah pribadi baru yang merupakan pengejawantahan kesejatian pribadi sang Sukma Sejati. Sukma Sejati akan hidup kuat di dalam dirinya, dan menjadi kekuatan dalam hidupnya.

Bangsa di peradaban maju, walaupun tidak mengenal konsep Sukma Sejati, tetapi telah mengamalkan kesejatian diri, mengakar dalam kehidupan sehari-hari.  salam RASA JATI

MBAH BROTO OH MBAH BROTO




Special Karya mbah Broto Sang guru dari padepakan seni silat RASA JATI mengabadikan karyanya untuk kenangan para muridnya , mbah Broto yang nama aslinya Raden Ngabey Broto Susanto ini sangat istimewa sekali, kalo kita bilang kadang " mbahe mbahe tiang ko' aneh " yang artinya mbahe mbahe orang ko' aneh , hehehe kenapa saya bisa bilang begitu, di saat beliau di Pemda Merauke beliau adalah tamu agung buat Bupati Merauke pak jhon gluba gebze, dan kita para bawaan / pengikut mbah broto ,kita di kasih mes mbahe di sewain kamar megah di salah satu hotel di kota merauke lhakok malah mau maunya tidurnya bareng kami anak didiknya.. kan aneh kalo saya mah mending bobo' di hotel berkelas di sana ,,,, dan disaat di kampung pun , sebnarnya beliau tdk kurang dan tdk munkin kekurangan kampungku jauh di gunung beliau punya motor, punya mobil lha kok malah jalan kaki menuju rumahku kan aneh .... ya tapi itu sifatnya mbahku tdk pernah mau pamer kepunyaan nya tidak mau meninggikan derajatnya sendiri intinya beliau itu mau sama sama degan kita para rakyat jelata hehehe... dan anehnya lagi beliau soal makan , kita orang kampung pastilah gurunya sendiri klo mau datang kita siapi makanan atau sajian yang mewah untk menghormati eee oalah di luar dugaan kita kita ternyata dia beliau tdk mau di mewahka klo datang kerumah ya mintanya hasil pertanian yg tdk harus beli mintanya apa klo misal mau main kerumah , beliau bilang,,, LE AKU AREP TEKO NENGOMAHMU AKU NJALUK KEMPOUL/TALES AKU MANGANE NJALUK SAYUR GODONG TALES ,hahaha aneh padahal kita potongin ayam di tolak ada roti" juga g di sentuh saya sndiri kadang bingung opo to karepe mbahku njalukane ko' aneh aku we ora doyan moso mbahku tam agung malah njaluk panganan koyo kuwi , nah sedulur inilah ke istimewaan mbahku beliau memposisikan nya sama rata seperti moto beliau bahwa :


NILAI MANUSIA BUKAN SEBERAPA YANG HARUS DI TERIMANYA TETAPI SEBERAPA YANG HARUS DIBERIKAN KEPADA SESAMANYA


NILAI MANUSIA BUKAN TINGGI RENDAH PANKATNYA TETAPI BAGAIMAN KITA TERHADAP SESAMANYA


NILAI MANUSIA BUKAN BAGAIMANA MATINYA TETAPI BAGAIMANA DALAM HIDUPNYA


DI ATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT beliau selalu mengingatkan tentang motto ini utuk di jadikan pedoman... saudara" munkin sampai di sini dulu lanjut episode selanjutnya tentang mbah broto karna ini malam saatnya aku bobo....